Indonesia tidak hanya sebagai
negara yang menggantungkan diri sebagai negara import tapi juga sebagai negara pengeksport
berbagai kebutuhan dunia, dalam perdagangan internasional memang tidak terlepas
dari
eksport import negara satu sama lain, hanya saja bagaimana suatu negara
dapat memperbesar volume eksport agar bisa mengambil keuntungan dari
perdagangan internasional. Pertumbuhan kinerja perekonomian Indonesia yang
sangat baik dari guncangan ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir, hal ini
dapat dilihat dari
data eksport Indonesia
pada tahun 2013 hingga 2014,
Pada akhir tahun 2013 data eksport Indonesia mengalami kinerja
yang sangat baik walaupun pada tahun 2012 mengalami kinerja yang buruk hingga
mengalami defisit sebesar US$ 4,06
Milyar, sedangkan pada tahun 2013 Indonesia mengalami defisit sebanyak 7 kali,
pada bulan juli defisit sebesar US$ 2,33 Milyar, pada bulan sebelumnya yaitu
bulan April sebesar US$ 1,7 Milyar. sedangkan di akhir bulan desember 2013
perdagangan mengalami surplus sebesar US$ 1, 5 Milyar. Pengaruh naik turun
kinerja eksport merupakan hasil dari melambatnya perekonomian dunia dan Indonesia
mampu bertahan sehingga di penghujung 2013 mampu mengalami surplus, sedangkan
pada tahun 2014 berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik) merilis data bahwa
Neraca Perdagangan Indonesia mengalami kinerja yang baik sehingga pada bulan
Juli mengalami surplus dengan angka US$ 0,13 Milyar, walaupun sektor migas
mengalami defisit sebesar US$ 1,6 Milyar akan tetapi ditutupi oleh sekor non-migas
dengan angka menyentuh US$ 1, 73 Milyar, hal ini disebabkan karena terjadi
pelambatan import, pergolakan kinerja perdagangan dalam beberapa tahun terakhir
diharapkan mampu berjalan dengan baik hingga tahun 2015 yang akan dimulainya
Komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Ada beberapa faktor yang
menyebakan surplus Neraca Perdagangan Indonesia dalam beberapa tahun belakang,
salah satunya ialah diminatinya produk-poduk dalam negeri oleh beberapa negara.
China yang terkenal sebagai negara pengeksport produk-produknya ke indonesia menjadi
negara yang memiliki minat cukup tinggi terhadap produk indonesia, dalam data eksport Indonesia yang diliris
akhir tahun 2013 mencapai sebesar US$ 21,28 Milyar yang lebih tinggi dari Jepang
yang menyentuh angka US$ 16,08 Milyar, sedangkan eksport ke Amerika Serikat
mencapai US$ 15,08 Milyar. Sektor Non-migar merupakan sektor yang menyokong
surplusnya Neraca Perdagangan akan tetapi sekor migar menjadi kendala, karena
selalu mengalami defisit dengan total sebesar US$ 820 Juta. terjadinya defisit
pada sektor migas ialah karena disebabkan Indonesia melakukan import migas
intuk mencukupi kebutuhan migas yang selalu mengalami kekurangan, sedangkan eksport
migas terus berkurang dengan terus terkikisnya bahan mentah migas, pada akhir
tahun 2013 mengalami defisit sebesar US$ 4,34 milyar, sebelumnya US$ 36,98
Milyar menjadi US$ 32,64 milyar.
Dari data eksport Indonesia mengeluarkan perkembangan yang positif yitu
mengalami peningkatan pada akhir tahun 2013 dibandingkan bulan sebelumnya pada
level 0,71 %, sedangkan pada akhir tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 4,24
% disokong oleh penurunan eksport gas
sebesar 2,48 %. Disamping sektor migas yang mengalami penurunan di tambah
import migas mengalami kenaikan sehingga eksport migas terus mengalami hasil
yang negatif, sedangkan eksport non-migar menuai hasil yang positif dengan
pelemahan import sebesar 10,81 persen di akhir Desember 2013, data yang negatif
malah ditunjukan pada pertengahan 2014 yang mengalami penurunan sebesar 7, 99
%. Walaupun demikian di akhir tahun 2014 akan mengalami peningkatan dengan
tumbuhnya dan diminatinya eksport pda sektor non-migas. kebijakan pemerintah
pada tahun 2014 ialah ingin memajukan eksport dengan membangun perusahaan yang
mampu mengelola bahan mentah untuk di ekpost keluar negeri dan mencoba meminimkan
eksport bahan mentah.